Anak Berkebutuhan Khusus – IQ Rendah


Pertanyaan

Ass, ibu…apakah kalau sang anak di vonis ber iq rendah…maka dia harus bersekolah di sekolah kebutuhan khusus? apakah tidak ada penanganan lain untuk masa depannya nanti??? terima kasih ..wassalam

 

Jawaban
Wa’alaykumsalam wr wb,

Dear Ibu yang disayang ALLAH….
Memiliki anak dengan kebutuhan khusus bukanlah akhir dari segalanya. Justru, ini lah awal dari perjuangan Ibu sekeluarga dalam memaknai amanah tersebut. Saya bisa memahami kebingungan Ibu, karena saya pun dikaruniaiNYA anak dengan kebutuhan khusus. Satu hal yang perlu kita tanamkan dalam hati adalah rasa khusnudzhan kita kepadaNYA. ALLAH menciptakan segala sesuatu yang dikehendakiNYA tidak lah dengan sia-sia. InshaALLAH, Banyak hikmah yg akan bisa kita petik dari anak spesial kita tersebut.

Ibu, ada beberapa hal yang harus saya klarifikasi dari pertanyaan yang Ibu sampaikan, terutama mengenai statement  “anak memiliki IQ yang rendah”.

Pertanyaan saya adalah :
– Apakah pada anak Ibu telah dilakukan proses asessment yang melingkupi seluruh aspek perkembangan anak yang sesuai dengan usianya? Bila ya, adakah diagnosa yang ditetapkan oleh pemeriksa (dokter atau psikolog) mengenai kondisi anak Ibu?
Saya bertanya mengenai hal ini karena bila ternyata ada diagnosa tertentu yang erat kaitannya dengan gangguan perkembangan pada anak atau kesulitan belajar pada anak, maka IQ yang rendah bisa saja  merupakan implikasi dari gangguan perkembangan atau kesulitan belajar yang dialami anak.
Sepekan yang lalu, saya dan tim, baru saja meng-asess seorg anak berusia 5 thn yg memiliki IQ berada pada taraf moderate mental retardation (keterbelakangan mental taraf sedang). Asessment kami lakukan karena secara logika, anak dengan taraf IQ moderate MR tebtunya akan mengalami banyak hambatan dalam hal akademik dan kehidupan kesehariannya. Namum kenyataannya, anak tersebut  bisa menulis, membaca, juga  bisa menghafal do’a dan surat2 pendek.
Dari asessment yang kami lakukan, baru lah kami bisa mengetahui mengapa ia memiliki taraf IQ yang rendah. Ternyata, ia memiliki kesulitan dalam memproses informasi yang masuk sehingga ia mengalami hambatan dalam menyelesaikan masalah yang ia hadapi. Karena itu, dibutuhkan terapi yang intensif guna meningkatkan kemampuannya dalam memproses informasi yang masuk sehingga diharapkan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah juga semakin baik.
Atau bila ternyata anak Ibu mengalami gangguan perkembangan, seperti Autisme, maka akan berbeda pula treatment yg harus dilakukan.
Bila memang ternyata anak Ibu, “pure”, hanya mengalami IQ rendah, maka pertanyaan selanjutnya adalah :
– Pada level berapa IQ yang dimiliki oleh anak Ibu? Karena untuk setiap level, treatment yang dilakukan juga akan berbeda. Yang jelas, untuk anak-anak yang memiliki IQ dibawah rata2 (taraf borderline – moderate), maka yang bisa kita lakukan dalam menyusun strategi program pembelajaran adalah sbb :
a. Pelajaran harus bersifat konkrit (erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari).
b. Metode pengajaran dengan pendekatan individual (tidak bisa dalam kelas besar).
c. Pengulangan terhadap materi pelajaran harus dillakukan secara terus menerus.
d. Memecah satu tugas besar menjadi beberapa bagian yg kemudian dipelajari anak secara bertahap, sehingga anak bisa lebih mudah memahami dan melakukannya.
e. Menggunakan berbagai media yang bisa memudahkan anak untuk dapat lebih memahami materi pelajaran.
f. Jangan terlalu menuntut syarat2 akademik yang tinggi.
g. Kata-kata yang digunakan haruslah kata2 yang sederhana dan mudah dipahami anak.
h. Mengajarkan kemandirian dan keterampilan pada anak mendapat porsi terbesar dalam proses pembelajaran.

Saat ini, yang perlu Ibu lakukan adalah mulai mengidentifikasi dan memahami apa bakat dan potensi yang dominan pada anak yang kemudian bisa kita kembangkan sehingga kelak bakat dan potensinya tersebut bisa menjadi bekal anak untuk hidup mandiri di masa datang.
Saya punya beberapa teman, para Ibu yang Subhanallah, luar biasa… Ada seorg Ibu yang sampai saat ini anaknya sudah berusia 11 thn, dengan autisme, belum bisa bicara, masih hyperaktive, secara akademik pun tidak mengalami kemajuan berarti, namun pada akhirnya kita menemukan sisi potensi pada anak tersebut. Ternyata ia sangat terampil mengerjakan tugas2 rumah tangga, seperti menjemur, membersihkan rumah dan dapur, dll.

Alhamdulillah, dengan penuh kebanggaan sang Ibu mengatakan, “Alhamdulillah ya Bu Fajri, InshaALLAH ke depan anak saya mungkin bisa bekerja di bagian bersih2 ya….”. Subhanallah…. memiliki anak dengan kebutuhan khusus akan membuat kita jauh lebih bisa mensyukuri nikmat2 yang ALLAH berikan yang terkait dengan perkembangan anak. Meski kelihatannya sepele, tapi kita akan jauh lebih bisa menyadari arti perkembangan tersebut dan senantiasa bersyukur kepadaNYA.
Jangan Ibu terlalu banyak berpikir tentang masa depan, karena itu hanya akan membuat Ibu menjadi semakin stress. Fokuslah pada apa yang bisa Ibu lakukan pada anak saat ini. Kita wajib berikhtiar semaksimal yang kita mampu. Setelah itu, kita pasrahkan kepada ALLAH saja. ALLAH lah yang memberikan amanah anak spesial tsb kepada kita. InshaALLAH DIA pula yang akan menjaganya dengan sebaik2 penjagaan.

Tetap semangat ya Bu….. Sun sayang saya untuk ke-dua putrinya yang cantik2….

Wassalamu’alaykum wr wb
Fajriati Maesyaroh, Psi.

6 responses

8 02 2010
ramadhani

Assalamualaikum ibu…. terima kasih atas jawabannya…saya memang sangat shock ketika mendengar hasil test psikolog tentang anak pertama saya, dan mereka bilang anak saya tidak akan mampu di sekolah normal ( saat ini anak saya kelas 1 di sd umum, dan memang nilainya sangat memprihatinkan )..tp dengan beberapa terapi saat ini alhamdulillah nilai mata pelajarannya meningkat, sehingga kami masih mempertimbangkan hingga kenaikan kelas nanti…sebenarnya masalah utama anak saya adalah dalam bersosialisasi dan pemahaman serta berhitung…untuk baca tulis tidak masalah dan termasuk baik , saya memang sangat setress bu..memikirkan bagaimana masa depannya kelak…tapi insya allah dengan banyak konsultasi seperti ini saya bisa optimis…bahwa Allah telah memberikan amanah kepada saya sebagai ibunya berarti saya memang mampu untuk memberikan yang terbaik buat dia…ibu, bisa minta informasi untuk di daerah denpasar ada tidak sekolah yang bukan slb tapi untuk anak berkebutuhan khusus…karena saya cari masih rekomendasinya di slb…terima kasih..wassalam

29 03 2010
M. Arief Satya Munandar

Bu saya mempunyai satu putra usia 2 thun 9 bulan dan adiknya putri baru masuk 5 bulan. Kami berdua ortu kerja sebagai guru yang harus pulang sore. Kedua anak lami titip sama pengasuh. Masalah saya setiap malam kakak ini selalu menganggu adiknya dengan cara membangunkannya ketika tidur, dengan cara menendang atau pernah dia menggigit jari adiknya. Bagaiman cara terbaik saya mengajarkan harus sayang pada adik ataupun menjaga adik. Sebab sang kakak ini selalu memperlihatkan bahwa dia yang harus berkuasa. Terimakasih bu wassalam.

2 02 2011
syaharuddin

Assalamu Alaikum Wr. Wb.
saya juga baru kemarin (2 Feb 2011) mendapatkan hasil tes minat dan bakat anak saya dari psikolog yang hasilnya sama yaitu anak saya divonis mempunyai IQ sangat dibawah rata – rata, yang standarnya untuk anak umur 7 tahun skor minimal 90 sedangkan anak saya mempunyai skor 40 (sama dengan anak umur tiga tahun). saat ini anak saya sekolah di TK besar dan sebentar lagi akan masuk SD.

Semenjak lahir anak saya memang divonis mempunyai general delay (gangguan secara keseluruhan / tapi bukan autis) oleh dokter tumbuh kembang dan psikiatri anak dari surabaya. sehingga di lakukan terapi sejak umur 2 tahun sampai sekarang dengan harapan anak saya bisa masuk sekolah reguler nantinya. namun yang saya hadapai denan terapi tersebut tidak teralalu berpengaruh terhadap harapan kami untuk ikut ke sekolah reguler tersebut.

Kendala yang saya hadapi adalah anak saya belum bisa membaca dan menulis. mohon informasi dan kiat-kiat yang harus saya lakukan sehingga anak saya dengan kondisi saat ini yang belum bisa membaca dan menulis.

trima kasih, wassalam

4 02 2011
Maulana

bu saya punya sepupu yg mirip dengan kasus yg ibu contohkan diatas, namun sepupu saya itu belum ditest iqnya, kalo didaerah bandung dimana yah tempat untuk testnya?, dan kalo bisa sekalian minta sekolah khusus yg menangani anak2 khusus didaerah bandung.
Terima kasih sebelumnya, wassalam

24 02 2011
Ratu umi Hidayati

Alhamdulillah stlh mmbc artkl ini sy jd tau bhw ank sy Adil trmsk ABK, Adil 6,5 th belum bs berkomunikasi dgn lancar dan jelas, ia tdk bisa menceritakan peristiwa apa yg tlh ia alami, doa’ surat’ pendek yg diajarkan disekolah blm ada yg hapal, kalo tidur mlm td prnh ngompol tp kalo siang adil masi suka ngompol da bab dicelana, suka telat bilang mau pipis masuk km udah basah celana, tp sy bersyukur adil anak baik tidak pernah menyakiti temannya dan slalu ngalah sm adenya, InsyaAllah sy akan berkunjung k Rumah Bunga Matahari, terimakasih, Wassalam.

30 04 2011
juliana supardjo

assalaimualaikum
Bu, saya punya anak usia 11 tahun, saya baru menyadari kekurangan anak saya waktu sudah duduk di sekolah dasar, saya mencoba ke psikolog anak dan katanya anak saya memang kurang seca akademik dan nantinya tidak akan bisa melanjutkan keperguruan tinggi, dan pernah di test di Biro kolsultasi spikologi “dwipayana” hasilnya untuk taraf kecerdasan 70 (boderline), taraf kecerdasan Verbal 75 dan taraf kecerdasan perfomance 71, pernah mengikuti terapi tapi terasa kurang kemajuannya. Sekarang saya sekolahkan anak tersebut disekolah yang bisa menerima kondisi anak saya tersebut. ( tapi bukan sekolah khusus). Dalam bidang pelajaran anak saya kurang bisa mengikuti pelajaran jadi sekarang oleh gurunya hanya difokuskan untuk bisa ber sosialisasi. Saya sadari itu tapi saya ingin mengetahui bakatnya yang lain supaya kepercayaan dirinya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik tapi sampai saat ini saya belum mengetahui bakat/kemampuannya. Sebenarnya sekolah yg bagaimana yang harus dimasuki oleh anak saya dan bagaimana untukmengetahui potensi / bakat anak saya tersebut ? Terimakasih bu, mohon penjelasannya.

Leave a reply to M. Arief Satya Munandar Cancel reply